Senin, 08 April 2013

Tasawuf sebagai keilmuan




BAB I
PENDAHULUAN
Pada era modern ini, orang-orang merasa frustasi dan tidak memilliki tempat bersandar dari problematika dunianya. Manusia menjadi gila dan gemar bunuh diri. Hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan akan Tuhan, Sang Zat Penciptakan. Tidak mungkin seorang pencipta tidak mengetahui apa saja yang dibutuhkan objek pencitaannya, permasalahan apa yang akan menimpanya, setra hal apa yang dapat membantunya. Begitu pula dengan Tuhan. Dia yang menciptakan, menentukan maka Dia pula yang memberikan solusi serta aturan yang pasti sanggup dijalani oleh hamba-Nya.
Kemahabesaran-Nya terkadang diragukan oleh hambanya karena hanya Dia tidak dapat dilihat oleh mata kepala. Tuhan hanya dapat dilihat oleh mata hati. Unsur terdalam dari perasaan yang sensitif terhadap sesuatu yang tidak terindra. Suatu ajaran yang mengajak manusia untuk melihat Tuhan dengan mata hati ketika manusia terjauh dari keburukan yang mengotori hati. Allah itu Zat yang agung dan hanya bisa didekati oleh hati dan cara yang agung. Ajaran itu adalah Tasawuf yang mengajak pada pembersihan diri untuk mempermudah mendekati-Nya.
Pada kenyataannya, Tasawuf menjadi sebuah hal yang kontrafersional di tengah penganut agama begitu pula dengan Islam. Ada yang menyebutkan bahwa ajaran agama ini “sesat” karena menyimpang dari Islam, hal ini terlihat dari penerapan ajaran ini di tengah penganutnya yang sangat “Aneh”, menjauh dari kenikmatan (tidak menikah), keindahan (berpakaian sempit dan lusuh), dan tidak menyentuh ranah politik atau ekonomi. Selain itu, beberapa alasan lain yang dilakukan oleh para penentang ajaran Tasawuf adalah kemiripannya dengan ajaran Budha yang suka menyendiri atau dari ajaran Kristen yang tidak menikah, biasa dikenal dengan mistisme.
Karena hal di atas, maka pemakalah akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Tasawuf baik dalam linguistik maupun terminologik, asal-usul dan sumber ajaran Tasawuf. Dengan begitu akan jelas dan tidak terjadi misundrestanding dalam memahami Tasawuf sebagai perkenalan dasar sebelum mengenal isi dan ajaran Tasawuf itu sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengetian Tasawuf
Beberapa pendapat mengatakan bahwa istilah Tasawuf berasal dari bahasa Arab yang memiliki keterkaitan antara istilah yang digunakan dengan isi ajarannya, antara lain yaitu:
1.      Shafa, (صفاء) artinya suci. Jadi sufi di sini merujuk pada orang yang menyucikan diri melalui ibadah dan amal-amal shalih, terutama shalat dan puasa sunnah.
2.      Shaf, (صف) artinya baris. Yang dimaksud shaf di sini ialah baris pertama dalam salat di masjid. Biasanya baris pertama ditempati orang-orang yang cepat datang ke masjid, yang membaca ayat-ayat al-Quran dan berdzikir sebelum waktu shalat. Orang-orang seperti ini adalah yang berusaha membersihkan diri agar lebih dekat pada Allah.
3.      Ahlu al-Shuffah, (أهل الصفة) yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan meninggalkan harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskin, tinggal di Masjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai shuffah, (pelana) sebagai bantal.
4.      Sophos, (سوفى) dari bahasa Grik atau Yunani artinya hikmah atau kebenaran. Biasanya mereka yang tahu hikmah atau kebenaran yang hakikiyah adalah mereka yang dekat pada sumber kebenaran (Allah).
5.      Suf, (صوف) artinya kain wol. Dalam sejarah Tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan Tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta kemiskinan dan kejauhan dari dunia[1].
Dari keterangan di atas, pendapat yang banyak diterima sebagai asal kata sufi adalah yang terakhir. (Harun Nasution). Jadi, sufi adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari dunia materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani.[2]
Pengertian Tasawuf secara istilah menurut tokoh Tasawuf antara lain:
1.      Asy-Syekh Muhammad Amin al-Kurdy
“Tasawuf adalah suatu ilmu yang dapat memberi kita pengetahuan tentang baik dan buruk jjiwa, cara membersihkan dari sifat-sifat yang buruk dan menggisisnya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridoan Allah dan meninggalkan larangan-Nya”.[3] Dia menekankan definisonya suatu ilmu yang digunakan dalam mencapai tujuan Tasawuf, antara lain:
a.      Ilmu Syari’ah
b.      Ilmua Thariqah
c.       Ilmu Haqiqah
d.      Ilmu Ma’rifah
2.      Menurut Imam ghozali dalam kitab Ihya’ ‘ulumuddin, Tasawuf adalah ilmu yang membahas  cara-cara seseorang mendekatkan diri kepada Allah  SWT.
3.      Ibnu Kaldum dalam buku Munajat Sufi, Tasawuf adalah sebagian ilmu dari ajaran Islam yang bertujuan agar seseorang tekun beribadah dan memutuskan hubungan selain Allah hanya menghadap Allah semata, menolak hiasan-hiasan duniawi, serta membenci sesuatu yang memperdaya manusia dan menyendiri menuju jalan Allah dalam Kholwat untuk beribadah. [4]
Titik awal dari amalan Tasawuf ketika hendak dikerjakan, ia harus memperbaiki akhlaknya dulu. (Abu Bakar al-Kataany). Akhlak baik diterapkan kepada siapa, apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Seluruh aktifitas baik yang didasari akan besarnya keridhaan Allah mencarmin bahwa diri kita selalu mengingat Allah. Tahap inilah yang diajarkan Tasawuf. Sebuah kesias-siaan bila rajin puasa, salat, membaca al-Quran namun tetap bergantung terhadap pemberian orang lain dan mengganggu kenyamanan orang lain.
B.      Asal-Usul Tasawuf
Istilah Tasawuf baru muncul pertama kali pada 780 M atau (w.150 H) oleh seorang zahid dari Syiria bernama Abu Hasyim.[5] Dia yang pertama memakai kata sufi. Namun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para sufi telah diterapkan pada masa sebelum Rasulallah di kalangan non-muslim. Ada yang mengatakan bahwa Tasawuf merupakan imbas dari keadaan, dimana saat itu terjadi perang politik. Semua kelompok meminta haknya atas kepemerintahan. Saat itulah sufi datang sebagai kelompok yang menjauh dari dunia yang menyiksa dan menjauhkan diri dari Allah. Disisi lain disebutkan bahwa tasawuf muncul sebagai bentuk protes dari orang-orang pecinta Allah terhadap orang-orang Umayyah yang hidup dalam berglamor harta, kekuasaan dan wanita.
C.      Sumber Ajaran Tasawuf
Ada beberapa unsur yang menjadi sumber dari ajaran Tasawuf. Unsur inilah yang terkadang sering disamakan sehingga rancu karena adanya kesamaan. Hal ini disebabkan karena adanya kesamaan dari inti ajaran Tasawuf yaitu berkenaan dengan kebatinan, dimana ajaran kebatinan itu diajarkan oleh setiap agama.
Adapun unsur-unsur yang membentuk ajaran Tasawuf, antara lain:
1.      Unsur Islam/Arab
Islam adalah agama yang kompleks, begitu pula pengaturannya terhadap yang lahir dan batin. Segala hal yang diatur oleh islam bersumber oleh al-Quran dan Hadist. Beberapa aktifitas Tasawuf juga sering dilakukan oleh Rasul dan sahabatnya seperti menyendiri di Gua Hira dan menghabiskan malam dengan beribadah.
Tasawuf adalah ajaran yang mengajarkan cara mendekatkan diri pada adlah dengan jalan batin. Melihat alam sebagai pelantara mengenl Allah (Tafakkur) merupakan aktifitas dari Tasawuf. Allah berfirman dalam QS: al-Fathir ayat 5:
يايها الناس إن وعد الله حق فلا تغرنكم الحيوة التدنيا و لا يغرنكم بالله الغرور
Dalam Hadist pun juga dikatakan:
كنت كنزامخفيا فأحبيت ان اعرف فخلقت الخلق فبى عرفوني
2.      Unsur luar Islam
Pemahaman Tasawuf, dilihat sebagai keilmuan maka dapat menerima berbagai teori dan pendapat secara kritis. Memasukkan unsur kerasionalisan sebuah pemikiran karena keutamaan seorang manusia adalah akal dalam berfikir kritis. Para orientalis berpendapat bahwa Tasawuf islam dipengaruhi oleh unsur agama masehi, unsur Yunani, unsur Hindu, unsur Budha, dan unsur Persia.[6]
1.      Usur Masehi
Beberapa ciri khas dari ajaran Tasawuf yang memiliki kesamaan dengan ajaran Masehiah, antara lain:
a.      Baju yang terbuat dari wol merupakan pakaian para pendeta Nasrani. (Noldicker)
b.      Menyendiri merupakan kegiatan dari kependetaan yang ada sejak masa Jahiliyah. (Von Kromyer)
c.       Menjauh dari pernikahan dengn tujuan menghindar dari dosa yang dapat menghalingi dirinya dengan Tuhannya.
2.      Unsur Yunani
Yunani timbul di masa keislaman Bani Abbasiyah, dimana filsafat berkembang pesat. Pemikiran dari filsafat bertitik pada penyatuan dua wujud. Wujud pencipta dan yang dicipta.
3.      Unsur Hindu/Budha
Pada ajaran Hindu/Budha dikenal dengan pelepasan dan penyatuan ruh dari satu wujud kewujud yang lain. Dalam artian pelepasan jiwa manusia menuju Tuhannya. (Al-Birawi)
4.      Unsur Persia
Adanya kesamaan istilah Zuhud dalam Islam dan Harmuz dalam agama Zarathustra.



BAB III
PENUTUP
Tasawuf merupakan ajaran yang menekankan pada kebatinan yang diajarkan pula oleh banyak agama lain. Namun Islam sebagai agama yang sempurna akan memberikan banyak penekanan terhadap dasar ajaran Tasawuf, sehingga kemungkinan besar ajaran Tasawuf bersumber dari Islam.
Segala sesuatu dapat dipahami ketika mengetahui dasar dari akar kata sebuah peristilahan. Begitu pula dengan kata dasar Tasawuf yang banyak didevinisikan oleh para ahli. Dari seluruh pendapat yang pernah ada adalah kata “shoffa” yang berarti kain wol merupakan akar kata yang mencerminkan isi dari ajaran Tasawuf.
Tasawuf sebagai bidang keilmuan memiliki nilai historis. Sejarah menyebutkan bahwa istilah Tasawuf dikenal pertama kali digunakan oleh seorang yang zuhud, wara’, tawakkal, dan mahabbah bernama Hasyim al-Kuffi as-Sufi pada abad ke-3 Hijriah. (R.A. Nicholson)
Akademisi melihat ajaran Tasawuf sebagai sebuah teori yang terpisah dari bidang lain namun dalam pengamalannya harus dipadukan dengan bidang lain dari ajaran islam yang kompleks (seperti syariah, ushuluddin dan lain-lain) agar kita menjadi orang yang sempurna dalam derajatnya. Sebagaimana pengibaratannya dengan ilmu kesehatan yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialis, apoteker, dan perawat. Seluruh ilmu dalam teorinya terpisah namun ketika pengamalannya di kehidupan sehari-hari harus disatukan untuk mencapai sebuah kesempurnaan dan kesuksesan.





DAFTAR PUSTAKA
Sholihin, M. Ag, Prof. DR. Muhammad dkk, (2008) Ilmu Tasawuf: Untuk Mata Kuliah Ilmu Tasawuf di Seluruh Jurusan PTAIN dan PTAIS, CV. Pustaka Setia: Bandung
Asal Usul Tasawuf”, http://albanduni.wordpress.com/2012/03/20/asal-usul-Tasawuf/, akses, 20 03 2012
Mustafa, Drs. H. Ahmad, (2005), Akhlak Tasawuf, CV. Pustaka Setia: Bandung

Pengertian Tasawuf Miturut Istilahi, http://zidandemak.blogspot.com/2011/12/pengertian-Tasawuf-miturut-istilahi.html

Nata, M.A, Dr. H Abuddin, (2002) Akhlak Tasawuf, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Anwar, M. Ag, DR. Rosihon, (2007), Akhlak Tasawuf, pustaka Setia: Bandung


[1] Prof. DR. M. Sholihin, M. Ag. dkk, (2008) Ilmu Tasawuf: Untuk Mata Kuliah Ilmu Tasawuf di Seluruh Jurusan PTAIN dan PTAIS, CV. Pustaka Setia: Bandung, Hal. 12
[2] Asal Usul Tasawuf”, http://albanduni.wordpress.com/2012/03/20/asal-usul-Tasawuf/, akses, 20 03 2012
[3] Drs. H. A. Mustafa, (2005), Akhlak Tasawuf, CV. Pustaka Setia: Bandung, Hal 203
[5] DR. Rosihon Anwar, M. Ag. (2007), Akhlak Tasawuf, pustaka Setia: Bandung, Hal 37
[6] Dr. H Abuddin Nata, M.A, (2002) Akhlak Tasawuf, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, Hal. 185

Jumat, 04 Januari 2013

Analisis Linguistik pada Iklan Koran

Analisis Iklan lowongan kerja pada koran
LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
·         BUMN Malaysia
·         Bidang Pertanian Rumah Kaca
·         Tidak Seperti Pertanian Tradisional
·         Tidak Mencangkul dll.
·         Laki-laki usia 18-40 th
·         Lulus Min. SMP
·         Gaji Min. 3 jt
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
·         Perempuan SMP
·         Gaji Min 2,5 Jt
RESMI DAN TERJAMIN
BIAYA BOLEH POTONG GAJI
085643310364 / 087839666608

LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
Fonologi: Dalam kata “LOWONG” bunyi yang keluar dari jeda pertama pada silabel “LO” terdiri dari  vokal “O” dengan posisi lidah membentuk vokal tengah belakang bundar dan konsonan “L” membiarkan alveolum mengalami tekanan oleh apex. Apabila pengucapan “L” dan “O” bekerja bersusulan dalam penyebutan “LO” maka apex ketika menekan aveolum akan membuat udara bergerak kesamping.
Bunyi yang dikeluarkan jeda silabel kedua “WO” memiliki susunan yang terdiri dari “W” dan “O”. Posisi lidah dalam penyebutan vokal “O” akan sama,sedangkan konsonan “W” adalah hasil dari artikulator dentum bawah dan artikulasi dentum atas yang sedikit merpat namun tidak saling menyentuh dan akan menghasilkan gerak alat uacap hamparan.
Adapun bunyi yang dihasilkan dari silabel “NGAN” terdiri dari vokal “A” dengan posisi lidah vokal pusat rendah tak bundar. Adapun alat ucap yang digunakan dari vokal “N” merupakan hasil kerja dari kerongkongan yang dilewati udara, “G” menggerakkan pangkal lidah dan bila digabungkan menjadi silabel “NG” maka udara yang keluar akan dihambat oleh pangkal lidah sehingga terdengar sengau. Selanjutnya adakan ditutup oleh laminun yang menyentuh alveolum.
Kata “LUAR” memiliki dua fonem dengan kata “LUAS” yaitu bunyi “R” dan “S” pada urutan terakhir. Begitu pula pada kata “BARAT” dengan “BABAT” memiliki dua fonem yaitu “R” dan “B” pada urutan ke tiga.
“LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT”
Memiliki beberapa jeda atau persendian yang akan terlihat seperti “# LO / WO / NGAN // KER / JA / LU / AR // NE/GE/RI / DI / MA / LAY / SI / A // BA / RAT #”
Pada kata “NEGERI” terdapat huruf “E” dilafalkan dengan pelafalan yang berbeda yaitu “E” seperti pelafalan Indonesia “BEBEK” dengan “Ə” yang dilafalkan layaknya kata “ENGGAN”. Alofon “E” memiliki kemiripan fonetis yaitu memiliki kesamaan dalam pengucapannya.
Kesatuan silabel “DI” yang berada sebelum “MALAYSIA” memiliki makna yang berbeda dengan yang bersambung pada kata kerja. Dalam kesatuan ini memiliki keterangan yang menunjukkan tempat.
Kata “MALAYSIA” mengalami asimilasi dalam membunyikan huruf “Y” akan terdengar “i” atau silabel “SIA” akan terdengar “SYIA” seperti dalam menyebutkan kata “masyarakat”. Begitu pula dalam membunyikan huruf “j” dalam kata “kerja” yang terengar sepeti “dja”.
Dalam kata “NEGERI” mengalami proses kontraksi yaitu pembacaan “NEGERI” menjadi singkat karena peercepatan pada pembacaan menjadi “NEGRI.”
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
Secara Fonologi, kata “MALAYSIAN” terjadi umlaut begitu juga pada kata “BERHARD” terdapat pengucapan lafal “A” dibaca “ə” dalam pelafalan Bahasa Inggris.
Selai itu pula kata “CORP” terjadi proses asimilisasi dari pengucapan Indonesia “C” ke dalam pengucapan Inggris “K”.
Secara Morfologi, kata “AGRIFOOD” mengalami komposisi yaitu penggabungan morfem dasar antara “AGRI” dan “FOOD”. Pada kata ini termaksud kata majemuk karena apabila digabung akan memberi makna baru yaitu taman pangan. Secara terpisah “AGRI” memiliki arti  pertanian sedangkan “FOOD” memiliki arti makanan.
Afiksasi yang terdapat pada kata “MALAYSIAN” merupakan bentuk dasar dari MALAYSIA yang berati negara Malaysia menjadi MALAYSIAN dengan sufiks “-N” yang dialamatkan pada suatu bangsa.
Pada kata “CORP” terjadi proses epentesis yang menjadikannya terdengar huruf “E” diantara huruf “R” dan “P”.
BUMN Malaysia, Bidang Pertanian Rumah Kaca, Tidak Seperti Pertanian Tradisional
Dilihat dari segi morfologi, kata “BUMN” mengalami proses akronim yaitu pemendekan bentuk dari pada tiap leksem (Badan Usaha Milik Negara). Yaitu leksem “Badan” menjadi “B”, “Usaha” menjadi “U”, “Milik” menjdai “M”, dan “Negara” menjadi “N”.
Kata dasar dari “PERTANIAN” adalah “TANI” yang mengalami afiksasi yaitu konfiks “per-/-an” yang artinya menjadi bidang tani.
Dalam frase “Rumah Kaca” merupakan susunan kata majemuk yang mengalami proses komposisi. Dari proses itu, makna aslinya rumah yang berkaca akan menghasilkan sebuah makna baru yang jauh beda dari aslinya yaitu ...
Kata “BIDANG” merupakan morfem terikat karena dia tidak bisa berdiri sendiri. Dia harus disandarkan pada morfem lain untuk menghasilkan sebuah makna. Makna dari “BIDANG” memilki arti yang beragam terkandung dengan morfem apa iya diikat. Contoh jika di sandang dengan kata “TANAH” berbeda artinya jika diikat dengan morfem “DADA” atau disandarkan dengan morfem “PERTANIAN”.
Derivatif terjadi pada kata “TRADISONAL” merupakan kata dasar dari “TRADISI” yang artinya kebiasaan mendapat tambahan sufiks “-ONAL” sehingga merubah arti  menjadi klasik atau alami.
Tidak Mencangkul dll, Laki-laki usia 18-40 th, lulus Min SMP, Gaji Min 3 jt
Pengucapan kata “TIDAK” secara fonologi memiliki perbedaan antara tulisan menggunakan “K” dengan lafal yang dihasilkan akan terdengar “Ə” ketika dilafalkan oleh orang Jogja.
Satuan huruf “MENCANGKUL” mengalami proses prefiks yang dikenal dengan morfofonemik berupa “men-” yang berasal dari nomina “’CANGKUL” menjadi verbal “MENCANGKUL” sehingga kata menjadi denominal memiliki arti melakukan kegiatan dengan cangkul.
Singkatan “DLL” merupakan perpendekan dari frase “DAN LAIN-LAIN” guna menghemat tempat dan waktu.
Morfem “LAKI-LAKI” mengalami reduplikasi yaitu pengulangan kata akan memberikan makna secara gramatikal yang berarti banyak orang laki.
Dilihat secara sintaksis memiliki relasi makna antara “USIA” yang bersinonim dengan “UMUR” tergantung pada penggunaannya dalam sebuah kegiatan.
Simbol “th” merupakan pemendekan dari kata “tahun” guna mempersingkat pemahaman.
Kata “LULUSAN” mengalami sufiks “-AN” yang diimbuhkan pada kata dasar “LULUS” sehingga memiliki makna orang yang telah lulus.
Satuan kata “MIN” yang mengalami penyingkatan dengan tujuan efektifisan.
Singkatan “SMP” merupakan singkatan dari tiga leksem yaitu “Sekolah Menengah Pertama”
Bagi orang jawa dalam pengucapan kata “GAJI” yang dipengaruhi dialeknya akan terbaca seperti “GHADJI”. Namun unsur suprasegmental ini tidak merubah makna.
Singkatan “jt” mengalami pengekalan huruf awal dari sebuah leksem “JUTA”.
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
Dalam bahasa Inggris, kata “CLEANING” mengalami peroses derivasi dengan diberikan imbuhan “-ING” yang menjadikannya berubah bentuk dari kata kerja menjadi kata benda.
Pengucapan kata “SERVICE” pada bahasa Inggris ketika diucapkan akan menghilangkan huruf “E”.
“SDH” termasuk dari pengekalan dari dua frasa yaitu Sekolah Dasar Negeri begitu juga pada singkatan BHD.
PEREMPUAN USIA 31-32, PENDIDIKAN MIN SMP, GAJI MIN 2,5 JT
Membunyikan satuan silabel “PEREMPUAN” secara fonologi, kata “E” dibaca “Ə”. Beda halnya dalam pengucapan huruf diantara silabel “U” dan “A” terdengar huruf “W”. Hal ini karena posisi lidah dalam pengucapan “U” dan “A” sama dengan “W”. Selain itu gerak kedua dentum mendekat kemudian menjauh dengan membentuk bulat saat pengucapan “U” disambung dengan membuka lebar tanpa ada jeda.
Simbol “31-32” akan dibaca “TIGA PULUH SATU HINGGA TIGA PULUH DUA” jika diberi jeda akan terlihat “# TI / GA // PU / LUH / SA / TU  # HI / NG / GA # TI / GA // PU / LUH / DU / A #”.
Afiksasi yang terjadi pada kata “PENDIDIKAN” memiliki imbuhan “pen-/-an” yang termasuk dari konfiks dan memberikan makna cara memberian didikan.
RESMI DAN TERJAMIN, BIAYA BOLEH POTONG GAJI
Secara sintaksis, kalimat “RESMI DAN TERJAMIN” termaksud kalimat minor karena walaupun tidak sempurna namun dapat dimengerti secara kontekstual. Kalimat minor ini merupakan susunan dari kalimat non-verbal dimana tidak memiliki kata kerja.
Pelafalan “E” pada satuan silabel “RESMI” dibaca “Ə” sebagaimana pembacaan “E” dari susunan silabel “TERJAMIN”. Namun bedahalnya pelafalan “E” pada kalimat “BOLEH” dengan pelafalan “E” yang sesungguhnya.
Dari segi fonologi, pelafalan “O” pada kata “POTONG”, “O” pertama dibaca “” seperti dalam pengucapannya dalam kata “TOP” dalam berbeda dengan kedua yang dibaca “O” asli.
Secara gramatikal Kata “BOLEH” secara fungsi memiliki makna mengaktifkan namun tidak ditampakkan secara terksual. Atau pada kata “POTONG” bisa memilliki makna pasif menjadi “DIPOTONG”. Namun secara logika bahasa, gaji yang memotong biaya bukan biaya yang memotong gaji. Secara logika bahasa dalam kalimat ambigu ini memiliki makna biaya boleh dipotong oleh gaji.
Secara leksikal, subjek manusia yang melakukan pekerjaan “POTONG” namun disini subjek yang melakukan kegiatan “POTONG” adalah biaya sebagai subjek yang hidup layaknya manusia.

Tugas Kuliah Metodologi Penelitian Bahasa

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL Era teknologi menawarkan efesiensi kerja yang tidak terikat waktu, jarak dan tempat. Sifat...