Analisis Iklan lowongan kerja pada koran
LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
|
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
·
BUMN Malaysia
·
Bidang Pertanian Rumah Kaca
·
Tidak Seperti Pertanian Tradisional
·
Tidak Mencangkul dll.
·
Laki-laki usia 18-40 th
·
Lulus Min. SMP
·
Gaji Min. 3 jt
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
·
Perempuan SMP
·
Gaji Min 2,5 Jt
|
RESMI
DAN TERJAMIN
BIAYA
BOLEH POTONG GAJI
|
085643310364
/ 087839666608
|
LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
Fonologi: Dalam kata “LOWONG” bunyi yang keluar dari jeda
pertama pada silabel “LO” terdiri dari vokal “O” dengan posisi lidah membentuk vokal
tengah belakang bundar dan konsonan “L” membiarkan alveolum mengalami
tekanan oleh apex. Apabila pengucapan “L” dan “O” bekerja bersusulan
dalam penyebutan “LO” maka apex ketika menekan aveolum akan
membuat udara bergerak kesamping.
Bunyi yang dikeluarkan jeda silabel kedua “WO” memiliki
susunan yang terdiri dari “W” dan “O”. Posisi lidah dalam penyebutan vokal “O”
akan sama,sedangkan konsonan “W” adalah hasil dari artikulator dentum
bawah dan artikulasi dentum atas yang sedikit merpat namun tidak
saling menyentuh dan akan menghasilkan gerak alat uacap hamparan.
Adapun bunyi yang dihasilkan dari silabel “NGAN” terdiri dari
vokal “A” dengan posisi lidah vokal pusat rendah tak bundar. Adapun alat ucap
yang digunakan dari vokal “N” merupakan hasil kerja dari kerongkongan yang
dilewati udara, “G” menggerakkan pangkal lidah dan bila digabungkan menjadi
silabel “NG” maka udara yang keluar akan dihambat oleh pangkal lidah sehingga
terdengar sengau. Selanjutnya adakan ditutup oleh laminun yang menyentuh
alveolum.
Kata “LUAR” memiliki dua fonem dengan kata “LUAS” yaitu
bunyi “R” dan “S” pada urutan terakhir. Begitu pula pada kata “BARAT” dengan
“BABAT” memiliki dua fonem yaitu “R” dan “B” pada urutan ke tiga.
“LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT”
Memiliki beberapa jeda atau persendian yang
akan terlihat seperti “# LO / WO / NGAN // KER / JA / LU / AR // NE/GE/RI / DI
/ MA / LAY / SI / A // BA / RAT #”
Pada kata “NEGERI” terdapat huruf “E” dilafalkan dengan
pelafalan yang berbeda yaitu “E” seperti pelafalan Indonesia “BEBEK” dengan “Ə” yang dilafalkan layaknya kata “ENGGAN”. Alofon “E”
memiliki kemiripan fonetis yaitu memiliki kesamaan dalam pengucapannya.
Kesatuan silabel “DI” yang berada sebelum “MALAYSIA” memiliki
makna yang berbeda dengan yang bersambung pada kata kerja. Dalam kesatuan ini memiliki
keterangan yang menunjukkan tempat.
Kata “MALAYSIA” mengalami asimilasi dalam membunyikan
huruf “Y” akan terdengar “i” atau silabel “SIA” akan terdengar “SYIA” seperti
dalam menyebutkan kata “masyarakat”. Begitu pula dalam membunyikan huruf “j”
dalam kata “kerja” yang terengar sepeti “dja”.
Dalam kata “NEGERI” mengalami proses kontraksi yaitu
pembacaan “NEGERI” menjadi singkat karena peercepatan pada pembacaan menjadi
“NEGRI.”
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
Secara Fonologi, kata “MALAYSIAN” terjadi umlaut
begitu juga pada kata “BERHARD” terdapat pengucapan lafal “A” dibaca “ə” dalam pelafalan Bahasa Inggris.
Selai itu pula kata “CORP” terjadi proses asimilisasi
dari pengucapan Indonesia “C” ke dalam pengucapan Inggris “K”.
Secara Morfologi, kata “AGRIFOOD” mengalami komposisi
yaitu penggabungan morfem dasar antara “AGRI” dan “FOOD”. Pada kata ini
termaksud kata majemuk karena apabila digabung akan memberi makna baru
yaitu taman pangan. Secara terpisah “AGRI” memiliki arti pertanian sedangkan “FOOD” memiliki arti
makanan.
Afiksasi yang terdapat pada kata “MALAYSIAN” merupakan bentuk dasar dari MALAYSIA
yang berati negara Malaysia menjadi MALAYSIAN dengan sufiks “-N” yang dialamatkan
pada suatu bangsa.
Pada kata “CORP” terjadi proses epentesis yang
menjadikannya terdengar huruf “E” diantara huruf “R” dan “P”.
BUMN Malaysia, Bidang Pertanian Rumah Kaca, Tidak Seperti
Pertanian Tradisional
Dilihat dari segi morfologi, kata “BUMN” mengalami
proses akronim yaitu pemendekan bentuk dari pada tiap leksem (Badan
Usaha Milik Negara). Yaitu leksem “Badan” menjadi “B”, “Usaha” menjadi “U”,
“Milik” menjdai “M”, dan “Negara” menjadi “N”.
Kata dasar dari “PERTANIAN” adalah “TANI” yang mengalami afiksasi
yaitu konfiks “per-/-an” yang artinya menjadi bidang tani.
Dalam frase “Rumah Kaca” merupakan susunan kata majemuk yang
mengalami proses komposisi. Dari proses itu, makna aslinya rumah yang
berkaca akan menghasilkan sebuah makna baru yang jauh beda dari aslinya yaitu
...
Kata “BIDANG” merupakan morfem terikat karena dia
tidak bisa berdiri sendiri. Dia harus disandarkan pada morfem lain untuk
menghasilkan sebuah makna. Makna dari “BIDANG” memilki arti yang beragam
terkandung dengan morfem apa iya diikat. Contoh jika di sandang dengan kata
“TANAH” berbeda artinya jika diikat dengan morfem “DADA” atau disandarkan
dengan morfem “PERTANIAN”.
Derivatif terjadi pada kata “TRADISONAL” merupakan kata dasar dari “TRADISI” yang
artinya kebiasaan mendapat tambahan sufiks “-ONAL” sehingga merubah arti menjadi klasik atau alami.
Tidak Mencangkul dll, Laki-laki usia 18-40 th, lulus Min SMP,
Gaji Min 3 jt
Pengucapan kata “TIDAK” secara fonologi memiliki
perbedaan antara tulisan menggunakan “K” dengan lafal yang dihasilkan akan
terdengar “Ə” ketika dilafalkan oleh orang Jogja.
Satuan huruf “MENCANGKUL” mengalami proses prefiks
yang dikenal dengan morfofonemik berupa “men-” yang berasal dari nomina “’CANGKUL”
menjadi verbal “MENCANGKUL” sehingga kata menjadi denominal memiliki
arti melakukan kegiatan dengan cangkul.
Singkatan “DLL” merupakan perpendekan dari frase “DAN
LAIN-LAIN” guna menghemat tempat dan waktu.
Morfem “LAKI-LAKI” mengalami reduplikasi yaitu
pengulangan kata akan memberikan makna secara gramatikal yang berarti banyak
orang laki.
Dilihat secara sintaksis memiliki relasi makna antara
“USIA” yang bersinonim dengan “UMUR” tergantung pada penggunaannya dalam sebuah
kegiatan.
Simbol “th” merupakan pemendekan dari kata “tahun”
guna mempersingkat pemahaman.
Kata “LULUSAN” mengalami sufiks “-AN” yang diimbuhkan
pada kata dasar “LULUS” sehingga memiliki makna orang yang telah lulus.
Satuan kata “MIN” yang mengalami penyingkatan dengan
tujuan efektifisan.
Singkatan “SMP” merupakan singkatan dari tiga leksem yaitu “Sekolah Menengah
Pertama”
Bagi orang jawa dalam pengucapan kata “GAJI” yang dipengaruhi
dialeknya akan terbaca seperti “GHADJI”. Namun unsur suprasegmental ini
tidak merubah makna.
Singkatan “jt” mengalami pengekalan huruf awal dari sebuah
leksem “JUTA”.
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
Dalam bahasa Inggris, kata “CLEANING” mengalami peroses derivasi
dengan diberikan imbuhan “-ING” yang menjadikannya berubah bentuk dari kata
kerja menjadi kata benda.
Pengucapan kata “SERVICE” pada bahasa Inggris ketika
diucapkan akan menghilangkan huruf “E”.
“SDH” termasuk dari pengekalan dari dua frasa yaitu
Sekolah Dasar Negeri begitu juga pada singkatan BHD.
PEREMPUAN USIA 31-32, PENDIDIKAN MIN SMP, GAJI MIN 2,5 JT
Membunyikan satuan silabel “PEREMPUAN” secara fonologi,
kata “E” dibaca “Ə”. Beda halnya
dalam pengucapan huruf diantara silabel “U” dan “A” terdengar huruf “W”. Hal
ini karena posisi lidah dalam pengucapan “U” dan “A” sama dengan “W”. Selain
itu gerak kedua dentum mendekat kemudian menjauh dengan membentuk bulat saat
pengucapan “U” disambung dengan membuka lebar tanpa ada jeda.
Simbol
“31-32” akan dibaca “TIGA PULUH SATU HINGGA TIGA PULUH DUA” jika diberi jeda akan
terlihat “# TI / GA // PU / LUH / SA / TU # HI / NG / GA # TI / GA // PU / LUH / DU / A
#”.
Afiksasi yang terjadi pada kata “PENDIDIKAN” memiliki imbuhan “pen-/-an” yang
termasuk dari konfiks dan memberikan makna cara memberian didikan.
RESMI DAN TERJAMIN, BIAYA BOLEH POTONG GAJI
Secara sintaksis, kalimat “RESMI DAN TERJAMIN”
termaksud kalimat minor karena walaupun tidak sempurna namun dapat
dimengerti secara kontekstual. Kalimat minor ini merupakan susunan dari
kalimat non-verbal dimana tidak memiliki kata kerja.
Pelafalan “E” pada satuan silabel “RESMI” dibaca “Ə” sebagaimana pembacaan “E” dari susunan silabel “TERJAMIN”.
Namun bedahalnya pelafalan “E” pada kalimat “BOLEH” dengan pelafalan “E” yang
sesungguhnya.
Dari segi fonologi, pelafalan “O” pada kata “POTONG”,
“O” pertama dibaca “ᴐ” seperti dalam pengucapannya dalam
kata “TOP” dalam berbeda dengan kedua yang dibaca “O” asli.
Secara gramatikal Kata “BOLEH” secara fungsi memiliki
makna mengaktifkan namun tidak ditampakkan secara terksual. Atau pada kata
“POTONG” bisa memilliki makna pasif menjadi “DIPOTONG”. Namun secara logika
bahasa, gaji yang memotong biaya bukan biaya yang memotong gaji. Secara logika
bahasa dalam kalimat ambigu ini memiliki makna biaya boleh dipotong oleh gaji.
Secara leksikal, subjek manusia yang melakukan
pekerjaan “POTONG” namun disini subjek yang melakukan kegiatan “POTONG” adalah
biaya sebagai subjek yang hidup layaknya manusia.
Tugas Kuliah Metodologi Penelitian Bahasa
2 komentar:
masih berlaku ga gan lowongannya???
ditunggu jawabannya via e-mail edi_shay94@yahoo.com
terimakasih sebelumnya,.,.
Sudah tidak berlaku.
Itu koran lama.
Maaf mengecewakan.
Posting Komentar