Jumat, 04 Januari 2013

Analisis Linguistik pada Iklan Koran

Analisis Iklan lowongan kerja pada koran
LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
·         BUMN Malaysia
·         Bidang Pertanian Rumah Kaca
·         Tidak Seperti Pertanian Tradisional
·         Tidak Mencangkul dll.
·         Laki-laki usia 18-40 th
·         Lulus Min. SMP
·         Gaji Min. 3 jt
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
·         Perempuan SMP
·         Gaji Min 2,5 Jt
RESMI DAN TERJAMIN
BIAYA BOLEH POTONG GAJI
085643310364 / 087839666608

LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT
Fonologi: Dalam kata “LOWONG” bunyi yang keluar dari jeda pertama pada silabel “LO” terdiri dari  vokal “O” dengan posisi lidah membentuk vokal tengah belakang bundar dan konsonan “L” membiarkan alveolum mengalami tekanan oleh apex. Apabila pengucapan “L” dan “O” bekerja bersusulan dalam penyebutan “LO” maka apex ketika menekan aveolum akan membuat udara bergerak kesamping.
Bunyi yang dikeluarkan jeda silabel kedua “WO” memiliki susunan yang terdiri dari “W” dan “O”. Posisi lidah dalam penyebutan vokal “O” akan sama,sedangkan konsonan “W” adalah hasil dari artikulator dentum bawah dan artikulasi dentum atas yang sedikit merpat namun tidak saling menyentuh dan akan menghasilkan gerak alat uacap hamparan.
Adapun bunyi yang dihasilkan dari silabel “NGAN” terdiri dari vokal “A” dengan posisi lidah vokal pusat rendah tak bundar. Adapun alat ucap yang digunakan dari vokal “N” merupakan hasil kerja dari kerongkongan yang dilewati udara, “G” menggerakkan pangkal lidah dan bila digabungkan menjadi silabel “NG” maka udara yang keluar akan dihambat oleh pangkal lidah sehingga terdengar sengau. Selanjutnya adakan ditutup oleh laminun yang menyentuh alveolum.
Kata “LUAR” memiliki dua fonem dengan kata “LUAS” yaitu bunyi “R” dan “S” pada urutan terakhir. Begitu pula pada kata “BARAT” dengan “BABAT” memiliki dua fonem yaitu “R” dan “B” pada urutan ke tiga.
“LOWONGAN KERJA LUAR NEGERI DI MALAYSIA BARAT”
Memiliki beberapa jeda atau persendian yang akan terlihat seperti “# LO / WO / NGAN // KER / JA / LU / AR // NE/GE/RI / DI / MA / LAY / SI / A // BA / RAT #”
Pada kata “NEGERI” terdapat huruf “E” dilafalkan dengan pelafalan yang berbeda yaitu “E” seperti pelafalan Indonesia “BEBEK” dengan “Ə” yang dilafalkan layaknya kata “ENGGAN”. Alofon “E” memiliki kemiripan fonetis yaitu memiliki kesamaan dalam pengucapannya.
Kesatuan silabel “DI” yang berada sebelum “MALAYSIA” memiliki makna yang berbeda dengan yang bersambung pada kata kerja. Dalam kesatuan ini memiliki keterangan yang menunjukkan tempat.
Kata “MALAYSIA” mengalami asimilasi dalam membunyikan huruf “Y” akan terdengar “i” atau silabel “SIA” akan terdengar “SYIA” seperti dalam menyebutkan kata “masyarakat”. Begitu pula dalam membunyikan huruf “j” dalam kata “kerja” yang terengar sepeti “dja”.
Dalam kata “NEGERI” mengalami proses kontraksi yaitu pembacaan “NEGERI” menjadi singkat karena peercepatan pada pembacaan menjadi “NEGRI.”
MALAYSIAN AGRIFOOD CORP BERHAD
Secara Fonologi, kata “MALAYSIAN” terjadi umlaut begitu juga pada kata “BERHARD” terdapat pengucapan lafal “A” dibaca “ə” dalam pelafalan Bahasa Inggris.
Selai itu pula kata “CORP” terjadi proses asimilisasi dari pengucapan Indonesia “C” ke dalam pengucapan Inggris “K”.
Secara Morfologi, kata “AGRIFOOD” mengalami komposisi yaitu penggabungan morfem dasar antara “AGRI” dan “FOOD”. Pada kata ini termaksud kata majemuk karena apabila digabung akan memberi makna baru yaitu taman pangan. Secara terpisah “AGRI” memiliki arti  pertanian sedangkan “FOOD” memiliki arti makanan.
Afiksasi yang terdapat pada kata “MALAYSIAN” merupakan bentuk dasar dari MALAYSIA yang berati negara Malaysia menjadi MALAYSIAN dengan sufiks “-N” yang dialamatkan pada suatu bangsa.
Pada kata “CORP” terjadi proses epentesis yang menjadikannya terdengar huruf “E” diantara huruf “R” dan “P”.
BUMN Malaysia, Bidang Pertanian Rumah Kaca, Tidak Seperti Pertanian Tradisional
Dilihat dari segi morfologi, kata “BUMN” mengalami proses akronim yaitu pemendekan bentuk dari pada tiap leksem (Badan Usaha Milik Negara). Yaitu leksem “Badan” menjadi “B”, “Usaha” menjadi “U”, “Milik” menjdai “M”, dan “Negara” menjadi “N”.
Kata dasar dari “PERTANIAN” adalah “TANI” yang mengalami afiksasi yaitu konfiks “per-/-an” yang artinya menjadi bidang tani.
Dalam frase “Rumah Kaca” merupakan susunan kata majemuk yang mengalami proses komposisi. Dari proses itu, makna aslinya rumah yang berkaca akan menghasilkan sebuah makna baru yang jauh beda dari aslinya yaitu ...
Kata “BIDANG” merupakan morfem terikat karena dia tidak bisa berdiri sendiri. Dia harus disandarkan pada morfem lain untuk menghasilkan sebuah makna. Makna dari “BIDANG” memilki arti yang beragam terkandung dengan morfem apa iya diikat. Contoh jika di sandang dengan kata “TANAH” berbeda artinya jika diikat dengan morfem “DADA” atau disandarkan dengan morfem “PERTANIAN”.
Derivatif terjadi pada kata “TRADISONAL” merupakan kata dasar dari “TRADISI” yang artinya kebiasaan mendapat tambahan sufiks “-ONAL” sehingga merubah arti  menjadi klasik atau alami.
Tidak Mencangkul dll, Laki-laki usia 18-40 th, lulus Min SMP, Gaji Min 3 jt
Pengucapan kata “TIDAK” secara fonologi memiliki perbedaan antara tulisan menggunakan “K” dengan lafal yang dihasilkan akan terdengar “Ə” ketika dilafalkan oleh orang Jogja.
Satuan huruf “MENCANGKUL” mengalami proses prefiks yang dikenal dengan morfofonemik berupa “men-” yang berasal dari nomina “’CANGKUL” menjadi verbal “MENCANGKUL” sehingga kata menjadi denominal memiliki arti melakukan kegiatan dengan cangkul.
Singkatan “DLL” merupakan perpendekan dari frase “DAN LAIN-LAIN” guna menghemat tempat dan waktu.
Morfem “LAKI-LAKI” mengalami reduplikasi yaitu pengulangan kata akan memberikan makna secara gramatikal yang berarti banyak orang laki.
Dilihat secara sintaksis memiliki relasi makna antara “USIA” yang bersinonim dengan “UMUR” tergantung pada penggunaannya dalam sebuah kegiatan.
Simbol “th” merupakan pemendekan dari kata “tahun” guna mempersingkat pemahaman.
Kata “LULUSAN” mengalami sufiks “-AN” yang diimbuhkan pada kata dasar “LULUS” sehingga memiliki makna orang yang telah lulus.
Satuan kata “MIN” yang mengalami penyingkatan dengan tujuan efektifisan.
Singkatan “SMP” merupakan singkatan dari tiga leksem yaitu “Sekolah Menengah Pertama”
Bagi orang jawa dalam pengucapan kata “GAJI” yang dipengaruhi dialeknya akan terbaca seperti “GHADJI”. Namun unsur suprasegmental ini tidak merubah makna.
Singkatan “jt” mengalami pengekalan huruf awal dari sebuah leksem “JUTA”.
INC CLEANING SERVICE SDN BHD
Dalam bahasa Inggris, kata “CLEANING” mengalami peroses derivasi dengan diberikan imbuhan “-ING” yang menjadikannya berubah bentuk dari kata kerja menjadi kata benda.
Pengucapan kata “SERVICE” pada bahasa Inggris ketika diucapkan akan menghilangkan huruf “E”.
“SDH” termasuk dari pengekalan dari dua frasa yaitu Sekolah Dasar Negeri begitu juga pada singkatan BHD.
PEREMPUAN USIA 31-32, PENDIDIKAN MIN SMP, GAJI MIN 2,5 JT
Membunyikan satuan silabel “PEREMPUAN” secara fonologi, kata “E” dibaca “Ə”. Beda halnya dalam pengucapan huruf diantara silabel “U” dan “A” terdengar huruf “W”. Hal ini karena posisi lidah dalam pengucapan “U” dan “A” sama dengan “W”. Selain itu gerak kedua dentum mendekat kemudian menjauh dengan membentuk bulat saat pengucapan “U” disambung dengan membuka lebar tanpa ada jeda.
Simbol “31-32” akan dibaca “TIGA PULUH SATU HINGGA TIGA PULUH DUA” jika diberi jeda akan terlihat “# TI / GA // PU / LUH / SA / TU  # HI / NG / GA # TI / GA // PU / LUH / DU / A #”.
Afiksasi yang terjadi pada kata “PENDIDIKAN” memiliki imbuhan “pen-/-an” yang termasuk dari konfiks dan memberikan makna cara memberian didikan.
RESMI DAN TERJAMIN, BIAYA BOLEH POTONG GAJI
Secara sintaksis, kalimat “RESMI DAN TERJAMIN” termaksud kalimat minor karena walaupun tidak sempurna namun dapat dimengerti secara kontekstual. Kalimat minor ini merupakan susunan dari kalimat non-verbal dimana tidak memiliki kata kerja.
Pelafalan “E” pada satuan silabel “RESMI” dibaca “Ə” sebagaimana pembacaan “E” dari susunan silabel “TERJAMIN”. Namun bedahalnya pelafalan “E” pada kalimat “BOLEH” dengan pelafalan “E” yang sesungguhnya.
Dari segi fonologi, pelafalan “O” pada kata “POTONG”, “O” pertama dibaca “” seperti dalam pengucapannya dalam kata “TOP” dalam berbeda dengan kedua yang dibaca “O” asli.
Secara gramatikal Kata “BOLEH” secara fungsi memiliki makna mengaktifkan namun tidak ditampakkan secara terksual. Atau pada kata “POTONG” bisa memilliki makna pasif menjadi “DIPOTONG”. Namun secara logika bahasa, gaji yang memotong biaya bukan biaya yang memotong gaji. Secara logika bahasa dalam kalimat ambigu ini memiliki makna biaya boleh dipotong oleh gaji.
Secara leksikal, subjek manusia yang melakukan pekerjaan “POTONG” namun disini subjek yang melakukan kegiatan “POTONG” adalah biaya sebagai subjek yang hidup layaknya manusia.

Tugas Kuliah Metodologi Penelitian Bahasa

2 komentar:

Mr. Kepo (D'Little Die) mengatakan...

masih berlaku ga gan lowongannya???
ditunggu jawabannya via e-mail edi_shay94@yahoo.com

terimakasih sebelumnya,.,.

nurekhun mengatakan...

Sudah tidak berlaku.
Itu koran lama.
Maaf mengecewakan.

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL Era teknologi menawarkan efesiensi kerja yang tidak terikat waktu, jarak dan tempat. Sifat...