Analisis Unsur Intrinsik Karya Sastra Musthafa
Luthfi el-Manfaluthi:
Judul Asli :
Sous Les Tilleus
Pengarang :
Alphonse Karr
Judul Arab :
Al-Majdulin
Penyadur :
Mustafa Lutfi El-Manfaluthi
Terjemahan :
Magdalena
Penerjemah :
Nursangadah
1.
Tokoh
dan Penokohan
Tokoh yang berperan sebagai tokoh
utama adalah Stevan dan Magdalena karena kedua tokoh ini memiliki hubungan
dengan semua tokoh. Stevan diusir secara halus, Edward sebagai sahabat yang
merebut kekasihnya, Eugen sahabat berbagai cerita, Fritz adalah tetangga dan
sandaran hidup Stevan saat terpuruk, Hoummel sang guru musik yang menjadikannya
menjadi seorang tersohor, keluarga Magdalena dan keluarga Stevan merupakan
orang yang suka menghina dan mengusir Stevan, dan Magdalena ialah kekasih yang
berpaling karena orang lain.
Tokoh pembantu yang sangat berpengaruh
dalam novel ini dan dijadikan sarana dalam membantu membentuk logika cerita
ialah, Muller yang memulai perantauan jadti diri stevan, Fritz merupakan
sandaran dan perekam seluruh jalan kehidupan Stevan dari awal hingga akhir, dan
Hoummel sebagai gurunya dan pembangun karir Stevan. Adapun tokoh yang lain
hanya sebagai pelengkap dalam mengisi perjalanan kisah tokoh utama.
2.
Alur
Alur yang digunakan dalam novel
Magdalena adalah alur maju karena menceritakan secara runtun kisah Stevan yang
dimulai dari kepergiannya untuk merantau. Ia menjadi sangat miskin kemudian
bangkit menjadi pria terkenal dan pintar dalam memainkan musik serta hampir menjadi
gila karena ditinggal menikah oleh kekasihnya yang sangat ia cintai. Peristiwa
yang dibuat mengejutkan adalah sepucuk surat wasiat yang diberikan Magdalena
untuk Stevan serta niatan hatinya untuk bunuh diri karena beratnya hidup yang
ia pikul selama ia jauh dari sisi Stevan. Hal ini membuat Stevan tak sadarkan
diri berkali-kali. Kisah Stevan berakhir dengan kematian yang sangat menyayat
hati. Lagu kematian mengiringi akhir-akhir hidupnya diatas pembaringan yang
dikelilingi para sahabat dan orang-orang terkasihnya seperti Fritz dan
keluarganya. Kisahnya selain diceritakan namun ada beberapa peristiwa yang
diceritakan secara singkat dalam surat-surat Stevan, Magdalena dan Susana.
3.
Sudut
Pandang
Sudut pandang yang dipakai dalam kisah
ini adalah campuran. Penggunaan sudut pandang Aku-an terlihat dalam beberpa
surat. Terkadang menggunakan sudut pandang Dia-an yang serba tahu, ini terjadi
saat menceritakan kejadian semua tokoh. Kata ganti yang sering digunakan dalam
menceritakan tokoh adalah Dia, Stevan, Magdalena, mereka, ia dan sebagainya.
Sudut pandang Dia-an bersift unlimated dalam artian mengetahui semua
yang dipikirkan para tokoh dan gumamannnya.
4.
Setting
Setting yang diambil adalah daerah
pedesaan Eropa. Hal ini terlihat dari penggambaran secara tipikal dengan
menggunakan nama-nama eropa seperti mata uang Frenc, nama Magdalena, nama
daerah Gutting dan deskripsi secara netral tentang sebuah pedesaan denagan
sauasana yang ditumbuhi banyak pepohonan yang di salah satu sisinya terdapat
danau.
Latar budaya yang dipakai dalam novel
ini adalah secara tipikal kudaya Eropa dalam merayakan acara pernikahan
diselingi dengan pesta dansa, namun gambaran budaya yang bersifat netral adalah
gambaran orang yang sedang mengalami masa krisis perekonomian adalah seperti
Stevan yang hanya bisa makan sekali sehari dengan roti keras dan baju yang
lusuh.
Setting waktu yang digunakan adalah
mencencritakan masa pra modern, dimana masih menggunakan istilah opera yang
dikenal dengan bioskop, kendaraan yang digunakan dalam berperang masih memakai
kuda namun sekarang berupa pesawat atau tank, dan kendaraan yang digunakan para
orang menengah keatas adalah kereta kuda adapun untuk zaman sekarang adalah
mobil. Hal ini adalah pendiskripsian latar waktu secara tipikalnya atau ciri
khas. Sedangkan secara netral digambarkan dalam suasan malam atau pagi yang
disebut secara langsung. Ada pula penggambaran suasana secara tidak langsung
disebutkan seperti penggambaran sauasana sedih atau tegang saat marah.
5.
Tema
dan Amanat
Tema yang dapat ditarik dari novel
Magdalena adalah “Sifat matrealis akan mejadi Tuhan yang otoriter dalam jiwa
yang lemah”
Beberapa amanat yang ingin disampaikan kisah
Magdalena dan Stevan kepada kita yaitu:
·
Kita
jangan menjadi seperti Magdalena “Membalas air susu dengan air ketuban” atau
“Bagai air di atas daun talas”.
·
Jangan
kita menjadi seperti Muller “Melihat orang hanya dari sampul”.
·
Ambillah
pelajaran dari Hoummel yang dapat menjadi konduktor energi positif pada yang
lain.
·
Tirulah
sifat malaikat yang bersemayam di dalam jiwa Fritz dan keluarganya.
·
Jangan
berputus asa, kita layak bercermin kepada Stevan “Berakit-rakit ke hulu
berenang-renang kemudiaan, bersakit-sakit dahulu bersenang-sennag kemudian”.
·
Buang
kebiasaan menggunjing dan menggosip orang lain sebagaimana yang dikatakan suri
taukadan kita Muhammad “Bergibah seperti memakan daging saudara sendiri” karena
mugkin saja orang yang kita gunjingkan lebih mulia dari kita selain itu pula
keburukan akan merubah perspektif orang lain.
·
Jangan
kita seperti Edward “Ada udang di balik batu”.
6.
Gaya
Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan antara lain adalah:
·
Personafikasi
yaitu mengumpamakan benda mati seperti makhluk hidup. Contoh: Tetapi kesucian jiwa
dan rasa cinta dalam hatinya tidak mengizinkan menjadikannya orang kejam. Kata “mengizinkan”
biasanya digunakan untuk pekerjaan makhluk hidup khususnya manusia, namun di
novel ini dilanggar hukum itu sehingga digunakan untuk untuk ras cinta dan
kesucian yang seakan-akan hidup layaknya makhluk.
·
Hiperbola
adalah melebih-lebihkan sesuatu dari kenyataannya. Contohnya: Jiwa mereka
seolah-olah terlepas dari jasad, terbang melayang-layang menuju langit yang
tinggi, menyaksikan peredaran matahari dan bintang. Bertemu dengan barisan
malaikat, mendengar lantunan doa mereka di bawah kaki Arsy, masuk kedalam surga
abadi , melihat bidadari yang cantik jelita....
·
Asindeton:
adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan
kata penghubung agar dapat mengalih perhatian pembaca. Contoh: di kebun hanya
ada mereka berdua merasakan keamaian, kesenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan.
·
Dan masih
banyak lagi gaya bahasa yang dapt dianalisis dalam unsur intrinsik ini.
1 komentar:
Halo penulis.. izin copy utk tugas yaaa.. thanks, semoga urusannya dimudahkan!:)
Posting Komentar