HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL
Era teknologi menawarkan efesiensi
kerja yang tidak terikat waktu, jarak dan tempat. Sifat unlimited
teknologi dan sifat manusia modern yang ingin terkenal, ingin menjadi influencer
dan cepat sukses menambah besar penyalahguanaan teknologi khususnya pada media
sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Mastel, 2017) menyebutkan bahwa 93%
facebook menjadi media penyebar hoaks pertama dan disusul oleh what’s
up dan situs web. Fenomena ini menjadi tren baru sejak pemilihan Gubernur
Jakarta 2012 dan konflik Suriah tahun 2011/2012. Sejak saat itulah, metode hoaks
digunakan untuk mempengaruhi opini publik di Indonesia baik dalam hal positif
maupun negatif.
A. Definisi Hoaks
Hoaks berasal dari bahasa Inggris “hoaks”
yang artinya “kabar bohong”. Secara istilah, ia adalah usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca untuk mempercayai sesuatu melalui media online (merriamwebster.com).
B. Tujuan Hoaks
Semua tindakan memiliki motif dan
tujuan begitu juga dengan pembuatan hoaks. Beberapa tujuannya itu antara
lain (Christiany Juditha, 2018: 42):
1. Membangkitkan
sentimen
2. Memprovokasi
publik
3. Menciptakan
dunia wacana sendiri
4. Menjatuhkan pihak
lawan
5. Memunculkan ketidaksukaan
atau kesukaan secara berlebihan
6. Iseng untuk
bersenang-senang
C. Karakteristik Hoaks
Hoaks memiliki ciri khas yang didasari
pada tujuan khusus penulis, yaitu:
1. Diksi yang
bombastis
Kata yang sering digunakan dalam
hoaks cenderung lebih bombastis, sehingga menimbulkan efek emosional seperti: Viral,
Aneh, Kriminal, Sadis, Jangan dicoba, merinding melihat itu, bersiaplah dan sebagainya.
2. Simbol keseruan
Simbol dapat menjadi salah satu cara
menyapaikan pesan dengan cepat, karena di dalam satu simbol dapat memunculkan
bahasa seperti: ....., ?, !, dan .....!
3. Sering
menggunakan diksi bersifat menilai
Kata sifat pada berita atau informasi
dapat mengantarkan seseorang pada batasan penilaian tertentu tanpa dia
berkesempatan untuk menilai sendiri. Sebagaimana kata cantik, jelek, semok dan
pintar.
Dari
beberapa contoh hoaks dibawah ini, kita dapat melihat karakter hoaks yang
digunakan sebagaimana yang telah dihitamkan. “And now every body know about
Indonesia Stupid President , What a shameful”, “Ahok: Kamu
Kira Kami Bohong Niat Bangun Masjid dan Naikkan Haji Marbut ?” (@tweeterparpol), “Orang-Orang Tak Berdosa banyak
yang disiksa dengan sadis, namun dunia mengabaikan rintihannya” (Shirian
Care), “SADIS!” (Shirian Care)
- Hoaks sebagai alarm kejiwaan dan kelogisan.
Manusia sebagai makhluk diciptakan dengan akal dan
perasaan, sehingga kedua sarana ini bertujuan untuk membentuk manusia yang
ideal di mata Allah atau Tuhannya. Manusia tanpa akal seperti hewan dan manusia
tanpa perasaan seperti benda mati. oleh karena itu hal-hal yang dapat mematikan
akal dan perasaan harus dijauhi dari diri manusia agar manusia ideal itu dapat
terbentuk.
Pembuatan hoaks juga menjadi salah satu faktor yang tidak memanusiakan
manusia. Tujuannya adalah untuk menipu manusia, menghancurkan manusia, dan merusak pikiran manusia. semua ini merupakan tujuan-tujuan yang tidak mulia. Orang yang yang suka
ber-hoaks sama dengan orang yang suka pada ketidakmuliaan. Orang seperti ini
keluar dari ranah kemanusia, sehingga ia dapat dikategorikan sebagai manusia
dengan kelainan jiwa. Manusia yang mempercayai hoaks juga dikatakan sebagai
manusia yang rusak logikanya. Hal ini disebabkan karena alat berfikir sudah
tidak mampu bekerja dalam memilah dan memilih informasi yang diterima.
Para pembaca yang haus dengan
informasi lebih cenderung menerima informasi tanpa dipikirkan dahulu. Ditambah
lagi gaya penyampaian berita hoaks cenderung emosional, sehingga berefek pada totalitas
kepercayaan dan reaksi berlebihan pada informasi. Padahal, informasi yang
sampai pada kita merupakan sebuah pengetahuan atau bahan mentah akal untuk
proses berfikir manusia. Dengan ketenangan jiwa dan akal, maka kita dapat
merespon infromasi secara bijaksana dan tidak merugikan diri kita, sebagaimana
telah dikatakan bahwa tergesa-gesa adalah perbuatan Setan.
E. Daftar Pustaka
Christiany Judita, Interaksi
Komunikasi Hoaks di Media Sosial Serta Antisipasinya, jurnal Pekomnas, Vol.
3 No. 1 April 2018
Dina Y. Sulaiman, Kompilasi Hoaks
tentang Konflik Suriah, pdf
HOAKS SANG BURUNG BERITA
Hening saat Kau datang
Onggokan isu tertenteng
Angkat sayap tuk terbang
Kau bersiul dan berdendang
Sang Burung mulai melayang
Hembuskan isu di persimpangan
Oh.. KASIHAN...!
Aktif sudah dunia fantasi kemanusiaan
Kau kira fantasi dan fakta berdampingan?
Semua memandang mencu/ari kebenaran
Hidup Sang Burung hanya tebar viral
Ouch omongan orang menjadi fenomenal
Adakalanya jadi burung berandal atau begundal
Ketika satu pendapat sangat sakral
Semua orang jadi sentimental
Hari
senja berakhir riuh
Oak-an
burung tweeter menambah gaduh
Ajakan berpikir kian rapuh
Komentator malu bersimpuh
Sang burung sukses menebar kisruh
Hendaknya informasi perlu dicerna
Omongan layak dirasa
Alat pembandingnya ialah logika
Karunia Tuhan terbesar manusia
Satu untuk sepanjang masa