Senin, 19 Desember 2011

Sejarah UIN Sunan Kalijaga

Disusun Oleh Nure Khun/10110030
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) merupakan penggabungan dua lembaga Pendidikan Agama Islam dibawah naungan Menteri Agama. Lembaga pendidikan Islam pertama yakni Sekolah Tinggi Islam (STI) yang berubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Salah satu fakultas di UII dinegerikan oleh Menteri Agama menjadi  Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dengan syarat masih diperbolehkan adanya campur tangan pihak Universitas. Lembaga kedua yaitu Akademik Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang dinaungi langsung oleh Menteri Agama beberapa lama setelah terbentuknya PTAIN. Tujuan dari penggabungan PTAIN dan AIDA adalah mengembangkan keilmuan agama dalam satu lembaga “Institut”. Hal ini mengingat adanya kerja sama antara Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP&K) dengan Menteri Agama diputuskan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam tidak boleh diberi nama “Universitas”. Maka, pada tanggal 24 Austus 1960 di Gedung Kepatihan Yogyakarta diresmikanlah IAIN dengan dihadiri para pemimpin Universitas, guru besar dan para mahasisiwa PTAIN dan AIDA.
Dalam Peraturan Presiden yang baru No. 27 tahhun 1963 Menteri Agama memutuskan untuk memisahkan IAIN menjadi dua institut yaitu yang berada di Yogyakarta dan Jakarta. Institut yang berada di Yogyakarta dikenal dengan nama IAIN Sunan Kalijaga sebagai cikal bakal institut pertama di Indonesia yang akan menumbuhkan banyak IAIN di seluruh Nusantara. Suanan Kalijaga adalah salah satu  nama tokoh dari Wali Songo yang menyebarkan Islam ke Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
IAIN mengalami beberapa fase pajang dalam reformasinya. Dimulai fase pertama yaitu fase Pembangunan Landasan Kelembagaan. Hal ini ditandai dengan peresmian IAIN yang dikonsentrasikan pada pengembangan infrastruktur/bangunan. Fase kedua ialah fase Pembangunan Landasan Akademik dengan menfokuskan pada penataan sistem pendidikan dan fase yang ketiga adalah fase Pemantapan Orientasi Akademik dan Manajemen dengan meningkatkan mutu akademik beserta alumninya.
Proses panjang IAIN Sunan Kalijaga berujung pada cita-cita mulia dan luhur yaitu mewujudkan sebuah Universitas Islam Negeri (UIN). Pembangunan Institut ini menjadi Universitas merupakan amanat dari senat IAIN sunan kalijaga. Tepatnya tanggal 7 Januari 2002 diselenggarakan rapat Senat IAIN Sunan Kalijaga yang menghasilkan sebuah keputusan bahwa IAIN Sunan Kalijaga akan menjadi UIN Sunan Kalijaga dengan tetap mempertahankan Fakultas Syariah, Dakwah, Ushuluddin dan Tarbiyah. Berbagai dialog dan diskusi telah dilakukan untuk mendapatkan masukan dan ide cemerlang.
Pada tanggal 3-4 Juli 2002, IDB (Islamic Divelopment Bank) berkunjung ke IAIN Sunan Kalijaga dengan tujuan membantu menegmbangkan IAIN Sunan Kalijaga. Hasil dari kerjasama Pemerintah dengan Durektur IDB yakni mengajukan Naskah Akademik Proposal Konversi IAIN Sunan kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga kepada Menteri Agama RI yang kemudian akan diserahkan kepada Menteri Pendidikan Nasional RI. Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI tentang perubahan IAIN menjadi UIN maka, secara otomatis harus merubah sistem kerja dan banyak hal lainnya. Didalam reformasi itu terdapat beberapa fakultas baru seperti Fakultas Sains dan Teknilogi, begitu juga dengan Fakultas Ilmu sosial dan Humaniora. Perubahan juga dialami pada fakultas lama seperti Fakultas Adab menjadi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Fakultas Syariah menjadi Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan begitu pula dengan Fakultas Ushuluddin menjadi Fakultas Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran Islam. Setelah seluruh proses transformasi kelembagaannya maka, pada tanggal 14 Oktober 2004 diperingati sebagai hari Deklarasi UIN Sunan kalijaga. Walaupun telah berubah menjadi Universitas, kampus ini tidak meninggalkan tugas pokoknya sebagai Lembaga Pendidikan Agama Islam selain keilmuan umum sebagai studi tambahan. Tranformasi ini diharapkan bisa mengembangkan UIN menjadi lebih mebantu meningkatkan mutu baik dalam bidang kemahasiswaan, akademik, SDM, sumberdaya finensial, sarana dan prasarana, sistem manajmen, teknologi informasi, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL

HOAKS SEBAGAI TANDA PENYAKIT JIWA DAN AKAL Era teknologi menawarkan efesiensi kerja yang tidak terikat waktu, jarak dan tempat. Sifat...